AU PAIR - (Suka) Duka Di Jerman

November telah berakhir. Empat bulan saya merantau ke Negeri orang sebagai Au Pair. Saya mendapatkan suka maupun duka. Meskipun impian saya untuk tinggal di Jerman telah tercapai, ada beberapa hal yang saya kurang suka di Negara ini. Bahkan salah satunya bermasalah dengan waktu. Ya, Negara yang terkenal dengan ketepatan waktunya ini telah mengecewakan saya. Berikut beberapa hal yang saya tidak suka atau sebut saja duka di Jerman.

1. Kereta 'DELAY'
Selama empat bulan saya tinggal di sini, 85% kereta yang pernah saya naiki mengalami keterlambatan (S bahn, U bahn, Metronom). Keterlambatan paling ekstrim adalah 30 menit dan tidak ada pemberitahuan di stasiun maupun aplikasi. Saya mengingat perjalanan saya ke Bremen pertama kali menggunakan kereta. Kereta terlambat tiga menit dan raut wajah penumpang berubah. Ada yang mengumpat, menelpon dan mengabari keterlambatan, dan pasrah (seperti saya).  Belum lagi jika kita harus pindah kereta dan peron. Ini adalah hal yang krusial. Semua penumpang berlarian kalang kabut... Hal ini tidak hanya terjadi pada kereta. Bus maupun trem juga mengalami keterlambatan.

2. Pohon Tumbang = Berdiam Diri di Rumah
Cuaca buruk sering sekali menimpa Jerman bagian utara. Anginnya yang super sekali, bahkan badai merupakan hal lumrah. Tidak jarang pohon tumbang dan akses kereta di tutup. Awalnya saya santai saja ketika jalur S-Bahn ditutup. Saya masih bisa menggunakan metronom. Tetapi datanglah hari di mana saya tidak bisa menggunakan keduanya. Penganntinya adalah bus. Jarak dari stasiun Stade ke Buxtehude menggunakan kereta adalah 30 menit. Sedangkan menggunakan bus memakan waktu hingga satu jam. Hal ini merupakan mimpi buruk bagi saya. Sialnya lagi aplikasi terkadang tidak memberikan informasi yang aktual.

3. Koneksi Internet
Saya dan teman saya merasakan lambatnya koneksi internet, baik wifi maupun menggunakan simcard.  Saya merasa bahwa produk lokal di Indonesia (Smartfren) jauh lebih mantap daripada produk yang saya gunakan saat ini. Ada yang merasakan hal yang sama?

4. Made In China/Vietnam/...
Saya sempat mengunjungi toko pakaian dan sepatu yang terkenal di Jerman. Awalnya saya dan rekan saya tertarik dengan produk yang mereka jual. Saya teringat saudara saya yang memperingatkan saya tentang produksi barang tersebut. Ya, kebanyakan produksi Cina, Vietnam, dan saya lupa nama negara tersebut. Jadi jangan asal memilih sepatu, baju, maupun tas. Bisa jadi made in Indonesia jauh lebih bagus. Akhirnya Gastmutter saya memberi tahu soal produksi tersebut dan dia membenarkan bahwa di Jerman sangat jarang ditemukan barang Made in Germany (terutama sepatu dan baju). Alles klar!

5. Penumpang 'CULAS'
Kalau sering melakukan perjalanan di Jerman atau Negara Eropa lainnya, pasti tidak asing dengan Flixbus. Nah saya sempat melakukan tur selama lima hari dan menggunakan bis tersebut. Setiap kami pindah bis, kami menemukan orang-orang yang culas bin egois. Mereka hanya memesan satu kursi namun menduduki dua kursi dan tidak mau memberikan kursi tersebut kepada orang lain. Hal tersebut tidak hanya terjadi di bis, kereta (bahkan ICE/IC) juga demikian. Saya sangat kecewa kereta IC/ICE yang diisi orang-orang culas..

6. Promosi di depan Bahnhof
Mungkin orang Indonesia tidak asing dengan hal yang satu ini dan sudah terbiasa. Tapi lain halnya di negeri orang. Biasanya mereka lebih agresif. Ya, semacam SPG/SPB yang menawarkan jasa. Saya sering kali menemukan mereka di Hauptbahnhof Bremen. Mereka merupakan anak-anak muda yang nantinya menanyakan apakah kalian mempunyai waktu atau tidak. Tidak jarang orang menolak penawaran tersebut. Jika kalian tidak menolak, maka bisa 'ditahan' oleh mereka hingga kalian bosan. Mereka juga tidak segan untuk meghampiri maupun mengejar 'target'.

7. Friday night? JAIN!
Akhirnya hari Jumat telah tiba dan saatnya pergi keluar rumah merayakan Feierabend! Selamat menikmati padatnya kereta (bahkan pukul 3 pagi hari Sabtu) hingga tidak bisa duduk! Amankan barang bawaan dan jangan lupa membeli tiket :) Situasi Hauptbahnhof tentunya sangat ramai dan tidak jarang kalian menemukan orang yang mabuk maupun muntah. Baunya? Jangan ditanya! Meskipun polisi ditempatkan di beberapa area, hal yang tidak diinginkan masih bisa terjadi. Bukan berarti semua daerah di Jerman aman (begitu pula sebaliknya). Saya pernah berjalan di depan seorang wanita yang sedang mabuk. Saya tidak menghiraukan dia sampai dia melempar botol bir tepat di belakang saya. Alhamdulillah, saya memakai celana panjang dan tidak mendapat luka fisik. Hanya batin saja hehe.

Komentar