FSJ - Pengalaman FSJ - Pengalaman "Kurang Menyenangkan"

Motto saya setiap kali menulis di blog adalah "Tunjukkan realita". Pengalaman yang kurang menyenangkan bisa terjadi karena kecerobohan saya juga. Jadi mari melihat pengalaman buruk dari dua sisi. Saya belajar banyak dari "hal-hal buruk" yang menimpa saya atau yang saya amati. Beberapa hal sungguh melekat dan tidak bisa saya lupakan.

1. Kekurangan Tenaga Kerja

Ya, hal ini sangat wajar. Entah kolega saya sakit, liburan, bolos atau terlambat (ya, orang Jerman juga melakukan hal seperti ini). Hal terburuk yang saya alami adalah bekerja pada akhir pekan dengan satu kolega saja. Ya, 10 jam bekerja dengan 1 kolega untuk mengurusi satu "Wohngruppe" itu tidak mudah. Apalagi saya hanya seorang FSJlerin.
Pelajaran yang saya dapat : Mental dan tenaga harus kuat. Saya tidak pernah tahu dengan siapa saya bekerja dan berapa kolega yang akan datang.

2. Kecelakaan

Judulnya mungkin cukup dramatis tetapi memang begitu. Saya mendapatkan tugas untuk mengambil resep obat bersama satu Klient. Klient saya duduk di kursi roda yang harus saya dorong. Lima menit sebelum kami tiba (perjalanan pulang) tiba-tiba sekrup (saya kurang tahu itu sekrup atau baut) dari roda bagian depan retak dan Klient saya hampir jatuh. Untung saja saya sempat menarik badan dia. Ya, kami berdua sama-sama kaget. Tetapi kekagetan saya tidak berakhir di sini. Saya berusaha menelpon kolega saya, namun baterai saya habis. Dua orang yang kami temui di jalan menolong kami hingga sampai dengan selamat. Ketika saya tiba di Wohngruppe, kolega saya (yang menyuruh saya mengambil resep) berkata "Gimana? Kamu bawa resepnya tidak?". Saya kaget setengah mati. Nyawa dua orang manusia bisa melayang karena hal tersebut. Usut punya usut, sekrup rusak bukan hal yang pertama terjadi, namun sudah kedua kalinya. Ya, Klient saya suka sekali pergi "berjalan-jalan" dengan kursi roda dorongnya meskipun aslinya dia memiliki kursi roda elektronik. Ya, begitulah.

Pelajaran yang saya dapat : jangan makan hati.

3. Ditelan Bumi

Ya, beberapa kolega sengaja "menghilang" bagai ditelan bumi ketika merencanakan sesuatu atau mendapatkan tugas. Otomatis tenaga kerja yang tersiksa "harus" menyelesaikan tugas tersebut. Terkadang mereka juga merokok "berjam-jam".

Pelajaran yang saya dapat : jangan melakukan hal yang sama.

4. Kemampuan Berbahasa

2 bulan pertama, saya adalah satu-satunya "orang asing" di tempat kerja. Semuanya "berusaha" agar saya paham. Saya juga pendiam sekali awalnya karena prinsip saya : tugas diberikan kepada saya, lalu kerjakan. Tanpa babibu. Jujur  saja saya selalu bertanya jika tidak mengerti. Alasannya bukan karena kemampuan berbahasa, tapi kolega saya terkadang memberi tugas kurang jelas. Kemudian datang FSJlerin baru (non jerman). Suatu hari dia melakukan kesalahan. Sebetulnya cukup fatal tetapi menurut saya wajar dia melakukan kesalahan karena tugas yang diberikan ke dia juga abu-abu. Lebih parah jika kolega kita tidak merasakan bagaimana di posisi kita dan pemalas.

Pelajaran yang saya dapat : Bertanya itu gratis.

5. Bullying

Hal ini tidak terjadi pada saya. Tapi menurut saya hal tersebut tidak pantas dilakukan. Seorang FSJlerin yang bekerja bersama saya, mengalami hal tersebut. Sebetulnya ada alasan di balik hal tersebut namun menurut saya kurang etis saja. Jadi FSJlerin ini tidak melakukan tugasnya dengan baik menurut kolega yang sering bekerja dengan dia. Selain mimik dia yang selalu terlihat kurang ramah, kekurangan pemahaman bahasa bermain juga di sini. Kesalahan FSJlerin ini adalah, dia sering sekali bermain handphone di jam kerja. Saking kesalnya (juga usil tidak ada kerjaan) kolega saya, mereka sengaja "membungkus" tas FSJlerin ini dengan lakban. ya, LAKBAN. Saya heran mengapa mereka melakukan hal itu. Mereka bisa langsung menegur si FSJlerin ini, tapi tidak dilakukan (mereka pada akhirnya melapor ke bos saya dan si FSJlerin ini mendapat PHK).

Pelajaran : tidak semua orang jerman itu menegur langsung jika kita berbuat salah. Jangan main handphone.


Saya lupa hal-hal lain yang mungkin pernah terjadi. Tetapi beberapa point di atas cukup menjelaskan bahwa hidup di luar negeri berarti menguatkan mental juga dan belajar dari kesalahan sendiri maupun orang lain :) Intinya : JANGAN TAKUT BERTANYA MENGENAI SESUATU YANG KURANG JELAS! BERTANYA = BERPIKIR :D

Komentar