AUSBILDUNG - Pengalaman Awal Ausbildung (Probezeit? Schulblock?)

 

    Di sini saya akan menceritakan mengenai awal Ausbildung menjadi Altenpfleger di Hamburg, Jerman. Saya mengawali duale Ausbildung di mana saya pergi bekerja untuk mempraktekkan teori yang saya dapat di sekolah. Sekolah saya merupakan sebuah Berufschule di bawah naungan organisasi gereja. Di sini mungkin kalian bertanya-tanya kok sekolahnya di bawah naungan organisasi gereja dan apakah harus beragama nasrani untuk bisa pergi ke sekolah tersebut? 

PS: informasi di bawah ini merupakan informasi mengenai Ausbildung sebagai Altenpfleger (bukan generalisierte Ausbildung). 

1. Apa itu sistem duale Ausbildung?

Di awal tahun pelajaran, saya mendapatkan semacam jadwal Ausbildung saya untuk tiga tahun kedepan. Isinya berupa tanggal-tanggal penting di mana saya harus ke sekolah, ke tempat kerja, melakukan magang di beberapa tempat. Nah jadwal ini sangat penting untuk menentukan Urlaub saya di tempat kerja, karena saya tidak bisa Urlaub atau ambil cuti libur kalau sedang berada di sekolah. Duale Ausbildung memiliki Schulblock atau Theorieblock di mana saya pergi ke sekolah dari jam 8.30 - 16.00 dengan 3x istirahat, selama beberapa minggu. Nah kalau tidak ada Schulblock, saya bekerja di tempat kerja saya untuk mempraktekkan apa yang saya dapat dari sekolah, memperdalam kemampuan saya dan 3x dalam 3 tahun guru saya akan mendatangi saya dan melihat bagaimana saya mempraktekkan pekerjaan saya. Nah semacam ujian praktek tapi tidak dinilai, hanya diberikan feedback serta pertanyaan. 

2. Probezeit

Di Jerman selalu ada Probezeit. Normalnya 6 bulan. Menurut saya, Probezeit adalah hal yang penting untuk mengetahui apakah bidang Ausbildung yang kita jalani itu cocok untuk kita atau mungkin ada keinginan untuk pindah tempat kerja. Nah siapa yang menentukan bahwa kita lulus Probezeit atau tidak? Tentunya Betrieb atau tempat kerja kita. Sekolah bertukar informasi mengenai proses belajar kita di sekolah. Betrieb atau Mentor menentukan apakah kita bisa lanjut atau tidak. 

Kalau mentor kalian baik dan kalian memang mempunyai niat yang kuat di Ausbildung, meskipun bahasa Jerman kurang bagus, biasanya mentor memberikan kalian kesempatan kedua. Tetapi tidak jarang Betrieb meluluskan semua Auszubildende-nya karena kekurangan tenaga kerja. Nah jadi kalian harus pintar merefleksikan diri dan membaca situasi juga. Jangan mau diperbudak di negara lain!

3. Praktikum ke beberapa tempat

Ketika saya menjalani Ausbildung sebagai Altenpflegerin selama 3 tahun, tiap tahunnya saya harus melakukan praktek atau magang di tempat lain selama 4-5 minggu. Nah tiap tahun 'tema' atau tujuan praktikumnya berbeda-beda. Hal ini ditentukan oleh sekolah masing-masing dan sebelum saya pergi ke tempat-tempat tersebut, saya mendapatkan materi yang kemungkinan dibutuhkan atau relevan di tempat praktek tersebut. Contoh Praktikum pertama saya di sebuah panti jompo, Praktikum kedua temanya adalah Demenz dan tempat ketiga itu temanya rumah sakit atau perawatan paliatif. Nah karena ada Ausbildung bidang Pflege yang baru, sistemnya berbeda. Tetapi masih ada kewajiban untuk praktek di tempat lain. Tujuannya apa? sangat simple, agar kita belajar hal lain yang tidak kita dapat di tempat kerja kita. Intinya cari pengalaman di tempat lain, suasana lain.

4. Penerimaan 'Rapot' 

Sama seperti sekolah di Indonesia, di Jerman juga ada rapot. Selama Ausbildung, saya menerima semacam rapot (hanya satu kertas dan tertera nilai-nilai saya dari semester awal hingga semester saat ini serta jumlah ketidakhadiran saya di sekolah dan tempat kerja). Rapot ini harus saya tanda tangani agar sah. Penerimaan rapot ini terjadi setiap 6 bulan sekali. 

5. Izin Sakit, Alfa serta Krankmeldung

Nah sistem izin sakit atau Krankmeldung bisa jadi berbeda-beda setiap tempat kerja. Betrieb saya mengharuskan Auszubildende untuk menyerahkan AU-Schein yang menerangkan hari pertama saya sakit. Betrieb teman-teman saya mengharuskan mulai hari ketiga sakit dan seterusnya. 

Nah, di sekolah saya menerapkan hal yang sama dengan Betrieb. Contoh saya ada Schulblock dan sakit. Maka saya harus menyerahkan AU-Schein yang berlaku hari itu juga kepada Betrieb saya dan jangan lupa difotokopi untuk diberikan ke sekolah. Mengirimnya alangkah baiknya tidak lebih dari 3 hari setelah AU-Schein diterbitkan. Kalau lupa mengirim, lebih baik komunikasikan dengan pihak sekolah dan Betrieb. Selama Ausbildung, saya mendapatkan 60 hari untuk izin sakit dan alfa (60 hari untuk 3 tahun). Jika melebihi 60 hari, saya tidak bisa mengikuti ujian akhir dan harus menyerahkan formular agar diberi izin mengikuti ujian akhir (formular ini disahkan oleh kepala sekolah dan bisa ditolak oleh kepala sekolah jika seseorang secara akademik tidak mendukung). 

Bagaimana jika kita datang telat atau kereta tidak beroperasi? Nah, kalian tetap harus menghubungi sekolah. Pihak sekretaris akan mendokumentasikan keterlambatan kalian. Nah keterlambatan yang telah dikonfirmasi, sakit dengan AU-Schein dihitung sebagai 'entschuldigt'. Alfa tanpa keterangan apapun dihitung sebagai 'unentschuldigt'. Buat yang hobinya bolos atau malas-malasan, silahkan dipertimbangkan kalau mau izin sakit bodong :D

6. Klausur dan Test

Di tiap sekolah tentunya ada Klausur aka ujian atau ulangan harian juga. Pertanyaan ujian tersebut tidak jauh dari apa yang telah diajarkan di sekolah. Di sekolah saya sistemnya setiap satu bab selesai, pasti ada ujian. Entah nilainya diambil dari tugas akhir, presentasi atau ujian tulis. Di sekolah saya ujian tulis tidak ada multiple choice ya. Jadi jangan sampe meninggalkan kelas dengan kertas ujian kosong. Setiap jawaban itu ada nilainya meskipun kurang tepat. Kurang tepat dan salah itu dua hal yang berbeda.

Untuk masalah buku, saya mendapatkan buku dan materi pembelajaran dari sekolah. saya tidak mengeluarkan uang untuk materi tersebut. Misal saya harus presentasi dan mencetak materi, saya tinggal meminta guru di sekolah untuk mencetakkan materi tersebut. 

7. Praxisbesuch 

Nah ini adalah hal yang selalu membuat saya sakit kepala dan sakit perut. Setiap 6 bulan sekali wali kelas saya datang 'mengunjungi' saya di tempat kerja. Kunjungan ini bukanlah sekedar kunjungan say hello dan goodbye. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana perkembangan kita di tempat kerja. Di tahun saya, kunjungan ini dinilai tetapi nilainya tidak dimasukkan ke rapot. Dengar-dengar untuk Pflegefachmann/-frau konsepnya berbeda. Begini rinciannya, ketika di sekolah, saya akan mendapatkan jadwal kapan wali kelas datang. Jadwal berarti tanggal dan waktu. Di setiap Praxisbesuch itu ada point-point yang harus saya capai. Sekolah akan mengirimkan Praxisanleiter, Mentor dan murid tentunya sebuah data yang berisi topik atau hal apa yang harus dikuasai oleh Auszubildende di semester tersebut. 

Ketika saya mendapatkan Praxisbesuch, artinya adalah STRESS :D. Saya harus mencari pasien yang tepat untuk Praxisbesuch saya, menulis rinciankegiatan yang saya lakukan dari awal sampai akhir beserta menitnya :D serta menulis Pflegeplanung. Biasanya saya hanya memiliki waktu 2-4 Minggu untuk melakukan persiapan. Di hari H, Praxisanleiter dan wali kelas saya mengamati saya ketika melakukan Pflege. Mereka tidak berkata apapun dan hanya mengamati. Setelah selesai baru saya disuruh merefleksikan hal tersebut sendirian selama 10 menit, menulis hal baik dan buruk apa yang saya kerjakan atau yang harus saya perbaiki. Setelah itu guru akan memberikan saya masukkan dan memberikan saya beberapa pertanyaan. Dan Praxisanleiter saya juga duduk di situ. Jika kamu beruntung, Praxisanleiter akan membantu. Jika tidak, maka persiapkan semuanya dengan sangat baik!

PS: tujuan dari Praxisbesuch adalah mengetahui kemampuan kita, hal apa yang bisa diperbaiki dan apakah kita sudah menguasai suatu topik dan bisa merefleksikan hal tersebut atau tidak. 

8. Sekolah dan Gereja

Sekolah saya berada di bawah naungan gereja Evangelisch. Lah terus harus nasrani untuk sekolah di situ? Tidak kok. Itu semacam yayasan yang menaungi sekolah. Banyak panti jompo di Jerman yang berada di bawah naungan gereja. Tetapi bukan berarti pekerjanya harus nasrani atau masuk ke agama tersebut.

Acara penyambutan murid baru dilaksanakan di gereja. Tapi tidak ada unsur-unsur 'memaksa masuk agama lain' kok. Selain itu ada pelajaran agama. Nah, maksudnya ya betul-betul pelajaran agama, lebih tepatnya hubungan Tuhan dan Manusia. Tapi pelajaran ini hanya berlangsung 2x dalam setahun maksimal :D. Guru-guru saya cukup terbuka dan sangat tertarik mendengarkan fakta-fakta agama lain yang mereka belum kenal. Jadi jangan berprasangka dulu ya!

9. Gaji

Ini merupakan topik yang selalu diminati oleh orang-orang :D. Saya mendapatkan gaji selama Ausbildung. Gaji saya tidak banyak sekali, tapi cukup untuk saya. Masih bisa menabung dan jalan-jalan cantik. Selain gaji, saya juga mendapatkan tiket transportasi selama gratis. Tidak semua tempat kerja memberikan hal tersebut. Saya juga mendapatkan gaji ke-13 tiap akhir November. Semakin banyak kalian bekerja di tanggal merah dan weekend, maka semakin banyak bonus tambahan. 

Betrieb saya merupakan Betrieb yang lucu. Lucu karena gaji saya merupakan gaji terendah di kelas saya ketika menjadi Auszubildende. Tapi, ketika saya menjadi Fachkraft aka sudah punya kualifikasi, gaji di Betrieb saya untuk Fachkraft jauh lebih besar daripada tempat teman-teman sekelas saya :D (plusnya lagi, Betrieb saya memiliki Arbeitsbedingung yang jauuuuhhh lebih bagus daripada tempat kerja lain).

Sekian cerita saya. Next time saya akan bercerita mengenai Gehalt aka gaji saya selama Ausbildung dan rincian pengeluaran saya di kota Hamburg :D




Komentar