AUSBILDUNG - Pengalaman Awal Ausbildung: Gaji dan Biaya Hidup di Jerman

 Nah kali ini saya akan membahas tentang gaji dan biaya hidup di Jerman. Agar lebih jelas, saya akan peringatkan bahwa saya tinggal di WG dan gaji ini merupakan gaji tahun pertama Ausbildung sebagai Altenpflegerin selama kurun waktu Juli 2019 hingga Juli 2020. Fyi, di Indonesia saya tidak pernah ngekos dan selalu tinggal bersama orang tua. Jadi saya belum punya pengalaman untuk hidup sendiri dan mengatur uang.

1. Gaji dan fasilitas tempat kerja

Gaji Brutto saya sekitar 970 Euro. Gaji Netto saya sekitar 765 Euro dan termasuk Fahrkarte atau tiket transportasi dua Ring (HVV Ring AB). Tidak semua Betrieb membayarkan tiket transportasi.

2. Tempat tinggal

Saya tinggal di WG atau kos-kosan. Kos saya isinya 11 orang, termasuk saya. Rumahnya besar dan memiliki banyak kamar, seperti asrama tapi bukan asrama. Nah saya bayar 350 Euro/bulan. Itu sudah termasuk listrik, air, gas dan internet. 

Untuk yang kepengen banget tinggal di Hamburg, coba pikirkan dengan baik. Tempat tinggal di Hamburg itu mahal sekali (termasuk kota termahal nomor 2 di Jerman). Selain itu kalau tidak kenal orang yang menyewakan kamar, sangat susah mendapatkan tempat tinggal yang murah. Apalagi di tahun 2022 semenjak perang Rusia dan Ukraina, segala sesuatu menjadi mahal di Jerman, termasuk tempat tinggal.

3. Makan

Saya suka sekali memasak. Budget saya perminggu sempat 10 Euro. Maklum, saya paling tidak bisa melihat tabungan kosong. Sebetulnya dengan 25 Euro/minggu, kalian sudah bisa berbelanja dan makan enak. Tetapi lain ceritanya kalau kalian suka makan di luar atau tidak bisa masak atau hanya bisa makan masakan Indonesia. Makanan Indonesia bahan bakunya mahal di Jerman. Sekali-kali tidak masalah. Tapi kalau tiap hari, ada baiknya dipikirkan terlebih dahulu. 

saya pribadi hanya mengeluarkan sekitar 75 Euro/bulan untuk makanan. Maksimum 100 Euro tapi itu jarang sekali.

Nah untuk skincare, peralatan mandi, deodorant, pembalut dan sebagainya, budget saya sekitar 10 Euro. Saya tidak ada masalah menggunakan sabun, shampoo, pasta gigi dan deodorant murah dari DM yang harganya hanya 1 Euro. Pembalut pun saya membeli merk DM. Apa itu DM? Semacam Guardian di Indonesia mungkin ya? 

Untuk menghemat biaya makanan, kalian bisa coba food sharing atau belanja pada hari sabtu malam. Di Netto (salah satu supermarket) di dekat rumah saya, setiap sabtu malam banyak barang yang didiskon. Terutama sayuran, joghurt dan Brötchen

4. Pulsa, ARD, Asuransi (selain Asuransi Kesehatan) dan Bank

Pulsa. Karena di kos ada Wi-Fi, otomatis saya jarang sekali membeli pulsa yang lebih dari 10 Euro. Terkadang saya hanya membeli pulsa 5 Euro dan membeli paket data 1 GB seharga 3 Euro. Provider saya adalah Aldi. Sejauh ini saya puas dengan AldiTalk.

ARD. Setelah lapor diri di kota baru, kalian akan mendapatkan surat tagihan dari ARD. Tagihan ini berlaku setiap 3 bulan sekali dan berlaku untuk semua orang yang memiliki  dan tidak memiliki TV/Radio. Intinya kita harus bayar. Nah ARD ini bisa kita bayar secara patungan, maksimal 4 orang. Kalau tidak salah biayanya tidak lebih dari 60 Euro (saya tidak tahu tepatnya karena saya membagi biaya tersebut dengan 3 teman kos lainnya. saya membayar sekitar 15 Euro.)

Haftpflichtversicherung. Asuransi yang mengcover biaya jika kita 'merusakkan sesuatu'. Contoh kita naik sepeda atau mobil dan nabrak palang atau rambu lalu lintas. Saya ditawari asuransi ini oleh Beraterin saya di Sparkasse. Biayanya tergantung gaji kita. Saya membayar sekitar 17 Euro untuk 3 bulan.

Bank. Di bank saya (Sparkasse) ada potongan perbulan untuk pengguna yang umurnya di atas 27 (kalau tidak salah ya, saya lupa). Saya juga lupa tiap bulan dipotong berapa. Sepertinya tidak lebih dari 10 Euro. Kalau tidak salah, tiap 3 bulan sekali akan dikenakan biaya. 

5. Biaya Kesehatan dan Pengeluaran Tidak Terduga

Loh kok bayar biaya kesehatan? Ya, karena tidak semua biaya kesehatan dicover Krankenversicherung. Contoh kalau butuh obat, butuh surat keterangan sehat dari dokter, perawatan dokter gigi dan sebagainya. Nah, sisa uang gaji saya setelah dipotong dengan kebutuhan di atas, saya salurkan ke biaya kesehatan dan pengeluaran tidak terduga. Kalau uangnya tidak terpakai, bisa saya tabung. Katakanlah saya mengeluarkan 50 Euro/bulan untuk biaya kesehatan dan pengeluaran tidak terduga.

Selain itu untuk membeli pakaian dan sepatu jika sudah rusak. Uang ini juga bisa digunakan untuk Urlaub ke kota-kota di Jerman atau bahkan ke luar negeri. Kalau kalian ada sisa tabungan dari Au Pair dan FSJ, tentunya akan jauh lebih mudah untuk liburan. 

5. Uang sisanya?

Uang gaji saya tersisa 200-230 Euro setelah dipotong hal-hal yang saya tulis sebelumnya. Uang ini saya tabung. Awal-awal Ausbildung saya ingin melanjutkan kuliah setelah Ausbildung. Tentunya saya harus memiliki Sperrkonto. Saya yakin sekali bahwa perbulan saya bisa menabung lebih dari 230 Euro. Sepertinya saya menulis budget terlalu besar untuk makanan. Tapi anggap saja kasarannya seperti itu.

Saya hidup serba ngirit karena memiliki tujuan tertentu. Tujuan saya adalah memiliki tabungan sebanyak minimal 10.000 Euro setelah Ausbildung. Jadi uangnya biar bisa untuk kuliah. Kesampaian atau tidak? Tidak, tabungan saya tidak jauh-jauh dari angka 5.000 dan 6.000Euro. Pada akhirnya saya juga tidak ingin kuliah :D. 

6. Gaji ke-13

Nah tiap akhir bulan November saya mendapatkan gaji ke-13. Tidak semua tempat kerja memberikan kita gaji ini. Gaji ke-13 saya bisa mencapai 600 Euro. Tiap tahunnya gaji itu akan naik. Di tahun pertama, saya hanya mendapatkan sekitar 250 Euro.

7. Nebenjob

Selama Ausbildung saya tidak memiliki kerja sampingan. Jadi penghasilan saya satu-satunya hanya dari gaji Ausbildung. Cukup tidaknya gaji itu tergantung gaya hidup. Meskipun kerja sampingan dua, kalau tidak pandai mengatur uang di luar negeri, uang itu akan habis juga. 

Saya tidak menyarankan untuk Nebenjob. Selama Ausbildung, saya bekerja 38,5 jam perminggu. Ada juga yang sampai 40 jam/minggu. Belum lagi kalau Schulblock kita mendapatkan tugas dan harus persiapan ujian. 

Coba terangkan keluarga kalian bahwa kalian masih dalam masa Ausbildung dan memiliki gaji yang rendah. Kasarannya magang dengan gaji pas-pasan. Meskipun jika nominal Euro dirupiahkan cukup banyak, biaya hidup di Jerman (terutama kota seperti Hamburg, München, Frankfurt am Main) cukup tinggi. Jadi keluarga kalian juga ada gambaran bahwa kalian uangnya juga pas-pasan dan tidak bisa selalu mengirim uang. Di tahun ketiga Ausbildung mungkin kalian bisa mulai mengirim uang dengan catatan kalian belajar dari 2 tahun Ausbildung bagaimana mengelola uang gajian tersebut. 


Kesimpulan

Nikmati kehidupan di luar negeri, tetapi jangan gegabah dalam masalah keuangan. Jujur saja di dua tahun pertama Ausbildung, saya terlalu mengencangkan ikat pinggang karena takut sekali sewaktu-waktu tidak ada uang ketika dideportasi atau sakit keras :D. Terdengar dramatis dan berlebihan, tetapi itu bisa terjadi. Tabungan itu juga bisa digunakan untuk pulang ke Indonesia jika sewaktu-waktu keluarga terdekat meninggal atau kalian homesick.

Untuk tempat Ausbildung yang menyediakan tempat tinggal dan kartu transportasi, tentunya gaji sedikit lebih rendah. Jika kalian mendapatkan tempat tinggal dari Betrieb, ada baiknya kalian merencanakan Plan B jika kalian keluar dari Betrieb tersebut atau jika Betrieb tersebut tidak beroperasi lagi (di masa corona ini juga terjadi, tetapi bukan bidang Pflege).  

Untuk pertanyaan lebih lanjut, kalian bisa DM saya lewat instagram di @soitsher

Komentar