PRE AUSBILDUNG - Ausbildung atau Pulang Ke Indonesia?


    Di postingan sebelumnya, saya sempat menceritakan tentang hadiah yang diberikan bos saya ketika saya melakukan FSJ (Baca : Hari terakhir FSJ). Hadiah tersebut adalah Ausbildung. Loh kok Ausbildung? Ya, bos saya menawarkan Ausbildung sebagai Altenpfleger serta mengurus jadwal wawancara saya. Enak bukan? Saya tidak butuh Gutschein sebagai kado perpisahan :D. Kedengarannya memang "sangat enak", tetapi perjalanan saya hingga menuju visa Ausbildung penuh dengan drama.

   Berawal dari pertanyaan bos saya mengenai apa yang akan saya lakukan setelah FSJ. Jujur saja, ketika dia menanyakan hal ini, saya masih belum memiliki rencana. Satu-satunya rencana yang terpikir adalah memperpanjang masa FSJ menjadi 18 bulan atau pulang ke Indonesia. Saya berkata bahwa kemungkinan saya akan memperpanjang FSJ atau melakukan Ausbildung sebagai Altenpfleger, bahkan pulang ke Indonesia. Saat itu saya juga masih belum tahu betul apa itu Ausbildung sebagai Altenpfleger. Bos saya juga tidak berkata apapun mengenai Ausbildung. Jadwal pendaftaran Ausbildung di tempat saya pun sudah ditutup (Pendaftaran di tempat saya itu dimulai bulan Oktober aka 9 bulan sebelum Ausbildung dimulai. Ausbildung dimulai tanggal 1 Agustus di tahun selanjutnya). Kasarannya, saya tidak punya kesempatan untuk melamar Ausbildung di Arbeitgeber saya.
 
   Seminggu kemudian ketika saya bekerja, telepon di kantor berdering. Telepon tersebut berasal dari bos saya dan dia ingin berbicara dengan saya. Dia berkata bahwa seharusnya hari ini saya ada jadwal wawancara dan mengapa saya masih di tempat kerja. Saya terkejut dan bertanya wawancara apa yang dia maksud. Ya, wawancara Ausbildung. Di situ saya ingin memaki diri sendiri. Di sisi lain saya kesal dengan bos saya karena tidak memberitahu saya sebelumnya. Jadi orang yang mengatur Ausbildung itu mengirimi saya surat undangan untuk wawancara. Nah, karena minggu itu juga minggu gajian, saya kira isi surat tersebut adalah slip gaji. Otomatis saya tidak buka. Semenjak saat itu saya selalu segera membaca surat yang saya terima, entah isinya penting atau tidak penting.

   Saya bukan satu-satunya orang yang direkomendasikan oleh bos di cabang saya. Di cabang lain terdapat juga beberapa orang yang dicalonkan oleh bos mereka (dan kami saling kenal :D). Kok saya bisa dapat rekomendasi? Gimana caranya? Sebetulnya tidak ada caranya sih. Bahkan kalian bisa langsung tanya bos kalian masing-masing. Saya mendapat rekomendasi karena beberapa hal. Kolega saya sering sekali sakit dan saya jarang sakit (Alhamdulillah :D). Jika mereka sakit, saya 90% bersedia datang untuk menggantikan mereka. Lalu saya juga tidak malu dengan kemampuan bahasa saya, memberikan saran atau ide gila kepada kolega saya. Meskipun kalian direkomendasikan, belum tentu kalian diterima. Pada akhirnya keputusan tersebut ditentukan ketika kalian wawancara. Ketika saya mendapatkan kesempatan wawancara, dua kesempatan lain masih terbuka, yakni pulang ke Indonesia atau memperpanjang FSJ. Ada saatnya saya tidak betah di Jerman dan kepikiran rumah terus. Pada dasarnya hidup di Jerman tidak semudah feed instagram :D
 
*Wawancara dan dokumen Ausbildung serta pengurusan visa akan saya jelaskan di tulisan selanjutnya.

Komentar